Thursday, April 10, 2008

19 Hidup Ahmad Dhani


Di cerita ini Ahmad Dhani sudah mati. Tenang, tenang. Orang “beragama” seperti Ahmad Dhani pasti tahu kalau yang namanya Pengadilan Akherat itu ada. Maka setelah mati akibat sifilis pada usia 61 tahun, di sinilah Dhani berada: Padang Mahsyar, antrean nomor 62.039.263.654.394.812. Jangan lupa, matahari cuma satu jengkal di atas kepalanya, dan dengan goblok dia mencak-mencak dalam hati, menyalahkan keluarganya yang tidak memberinya kacamata hitam dan tabir surya sebagai bekal kubur.

Manusia dengan nomor antrean 62.039.263.654.394.811 akhirnya selesai diadili. Ahmad Dhani kebat-kebit maju ke hadapan Tuhan. Pengennya sih protes, kenapa dia harus menunggu begitu lama, padahal di dunia para “wartawan” selalu memburunya untuk mendapatkan gosip terbaru. Tapi Tuhan terlalu agung, dan Ahmad Dhani cuma… well, Ahmad Dhani. Dia pun berdiri saja. Terdiam. Kakinya sudah bolak-balik meleleh akibat panas lantai dari logam yang ditambang khusus dari Jahanam (sekedar info, Padang Mahsyar bukan padang pasir, tapi padang logam). Meleleh, tumbuh lagi, meleleh, tumbuh lagi. Sudah hampir dua ribu kali kakinya meleleh dan tumbuh lagi, tapi Tuhan belum juga bicara padanya. Maka Dhani memberanikan diri untuk buka mulut.

“Tuhan, udah dong diemnya. Entah berapa milyar tahun sudah saya mengantri. Setelah sampai di sini kok malah dicuekin?”

“LANCANG!” Satu malaikat yang melayang-layang di sisi Tuhan murka besar, buktinya huruf-hurufnya besar semua. “KAMU PIKIR KAMU SIAPA BERANI-BERANINYA BICARA DULUAN?!”

Dhani gemeteran. “Saya Ahmad Dhani, pentolannya grup Dewa 19, Dewa, terus Dewa 19 lagi. Musisi, produser, juga tokoh di balik kelompok-kelompok penyanyi cewek seperti Ratu dan Dewi Dewi.”

“KURANG AJAR! MEMANGNYA TUHAN TIDAK TAHU?!”

“Terus kenapa Tuhan diam aja?”

“SEBAB TUHAN TERLALU JIJIK SAMA KAMU!”

“Kok jijik sih, Tuhan?”

“YA KARENA KAMU AHMAD DHANI!” Semua malaikat tereak serentak.

“Tapi saya kan rajin ibadah, sudah naik haji, selalu kasih sedekah, menghormati orang tua saya, dan… dan… Banyak lagi deh.”

“LALU MENURUT KAMU KENAPA TIMBANGAN INI JOMPLANG DI TAKARAN DOSA KETIMBANG PAHALA?” Malaikat tadi menunjuk neraca di depannya.

Ahmad Dhani terdiam. Ia melirik ke arah titian rambut dibelah tujuh. Manusia dengan nomor antrean 62.039.263.654.394.811 baru saja kepleset. Dhani pun meringis, pengen nangis, tapi air matanya telanjur kering akibat dehidrasi. “Ampun!” lantas teriaknya. “Jangan masukin saya ke neraka.”

“HEH! KAMU ITU PASTI MASUK NERAKA, TAPI NGGAK SERU KALAU KAMU MASUK NERAKA SEKARANG. ADA KEPUTUSAN LAIN BUAT KAMU.”

“Keputusan apa?”

“LEBIH OKE KALAU KAMU DIKEMBALIKAN KE DUNIA LAGI…”

Ahmad Dhani mendadak kegirangan, wajahnya berbinar-binar. “Terima kasih! Terima kasih!”

“JANGAN SENANG DULU, GOBLOK! SUDAH DIPUTUSKAN KALAU KAMU AKAN HIDUP DAN MATI DI SEMBILAN BELAS DUNIA PARALEL, DAN SEMBILAN BELAS KALI PULA KAMU AKAN HIDUP DAN MATI DENGAN TERSIKSA. KAMI SUDAH MEMILIH SEMBILAN BELAS SASTRAWAN TERJAHAT YANG AKAN MENULISKAN SEMBILAN BELAS RIWAYAT HIDUP BARU KAMU YANG PASTINYA PENUH DENGAN DERITA YANG AMAT SANGAT TERLALU SAKIIIIIIT SEKALI BANGET. SIAP?”

Mulut Ahmad Dhani menganga. Ia mengedip, dan ketika matanya membuka ia sudah berada di tempat lain. Tempat yang gelap dan becek. Sepertinya rahim. Soalnya riwayat hidup (baru) nomor 1 akan segera dimulai:


SINOPSIS RIWAYAT HIDUP (BARU) AHMAD DHANI #1
oleh Ki Jambang Masygul

Di Zakarata pada tanggal 26 Mei 1973, Dhani terlahir sebagai laki-laki yang tetap mirip Ahmad Dhani tapi dikasih nama Amit Dani. Bapak kuli pemabuk, dan ibu langsung meninggal lima detik setelah melahirkannya. Bapak yang tidak punya rasa kasih sayang dan tidak punya duit melemparnya ke tempat pembuangan sampah ketika usianya baru tiga belas hari. Lalu ia dipungut sama pemulung, dijual ke germo, dibesarkan di rumah bordil, kerap dimarahi dan ditempiling, dan pada usia 12 tahun di-test drive sama seorang tante yang mekinya bau amis. Kemudian Si Papi berkali-kali menawarkannya pada perempuan hidung belang dan berkali-kali pula bilang bahwa Amit masih perawan biar bayarannya mahal. Umur tujuh belas tahun Amit melarikan diri dan tak lama kemudian mendaftarkan diri sebagai calon TKL (di dunia paralel ini yang kebanyakan jadi pelacur dan dikirim kerja ke luar negeri adalah laki-laki). Umur delapan belas, setelah tinggal di asrama pelatihan yang sumpek dan kerap disodomi empat security, akhirnya Amit dapat lampu hijau untuk berangkat ke Malingsia.

Tapi nasib Amit memang sial. Majikannya, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, memiliki jiwa sadokhis, jadi seneng banget menyiksanya. Setelah jambangnya dibikin masygul, Amit ditonjok, dicambuk, disayat, dihantamkan ke dinding, disiram air panas, disiram air anget, terus pas nyadar airnya anget mereka masak air sampai mendidih terus disiramkan lagi ke kepalanya si Amit, sampai tampang Amit yang pas-pasan jadi buruk rupa tiada tara, udah gitu jari-jarinya dipotong terus disuruh ngepel, matanya dicolok terus disuruh nyari kutu di badan anjing herder rabies piaraan si majikan, lidahnya dibakar terus disuruh ngejilatin knalpot motor yang masih panas sampai bersih. Merasa belum cukup sadis, majikannya kadang nyuruh si Amit main lompat tali di atas papan yang ditancepin paku berkarat. Kalo sedang nggak sadis, mereka menyuruh Amit membolak-balik ikan yang lagi digoreng pake hidungnya, atau paling-paling manjat pohon kaktus di halaman belakang. Iseng memang mereka, tapi mau gimana lagi, we’re talking about Amit Dani here!

Oh iya, si Amit juga nggak pernah dikasih makan. Jadi kalo laper dia terpaksa makan tokainya sendiri, kalau haus minum pipisnya sendiri. Kalau beruntung, Amit bisa nangkep kecoa atau laba-laba buat disantap. Tiap malem Amit digembok di kandang anjing, sementara si anjing tiduran di kamar pembantu sambil nonton tivi. Pada suatu malam Amit berdoa agar Tuhan mencabut saja nyawanya, maka Tuhan pun berbaik hati dengan mengirimkan banjir besar di seantero Malingsia. Amit yang terperangkap di kandang anjing mati kehabisan napas akibat kelelep. Tamat deh. Sekarang giliran Om Marquis de Sade untuk menuliskan riwayat kedua. Silakan, Om...

13 comments:

Anonymous said...

Saya punya teman yg bernasib sama dgnnya,seekor babi,babi yg berkarakter,namanya ti pat kay,tp saya rasa levelnya jauh lebih mulia drpd si kambing dhani,setidaknya cobaan yg ia alami msh berhubungan dgn manusia,tentang cinta.Daripada hrs pasrah menghadapi siksa hanya krn dosa terlahir sbg kambing bernama ahmad dhani,bknnya tak menghargai kerabat kambing lainnya,tp utk kambing satu ini,bahkan dia pun wajar diharamkan utk jd hewan kurban.Baiklah,pd intinya,saya monyet murung berwajah datar,menyatakan SALUT pd siapapun yg bs memusnahkan ahmad dhani dr muka bumi.Terus maju para sastrawan jahat!SELURUH HEWAN MENDUKUNGMU!Salam kewan.

Anonymous said...

sastrawan inosen 2: kok bingung ya ngomentarin ahmad dhani...? padahal kita juga eneg. iya kan, kak?

sastrawan inosen 1: jangan ngomong jembut!!!

sastrawan inosen 2: kok ngomong jembut?

sastrawan inosen 1: lha itu tadi?! jembut dhani!

sastrawan inosen 2: kak dosa lho ngomong jembut! aku bilangin mama!!!

sastrawan inosen 1: woooooooooooo, ngomongin jembut mama!!!!! kualat lo!

sastrawan inosen 2: ah, jembutlah!

(begitulah terus seperti biasa. dadagh. sampai jembut lagi)

Anonymous said...

halah, itumah kan cerita orang yang munafik. sok Beragama tapi . . .

Anonymous said...

hueh hueh hueh
yang sok beragama siapa nih?
ahmad dhani-nya apa sastrawan jahat-nya?

-sastrawan bergitar-

Anonymous said...

wah, orang yang bikin tulisan ini, orang yang baik dan bijaksana nampaknya, melebihi ahmad dhani, udah banyak berbuat baik untuk orang-orang disekelilingnya
-semoga-

Najuwar said...

Eee,,buat lo yg nulis ini,lo pade ngomongin diri lo sendiri,,'
sebelum lo ngelihat orang,lihat lah dirimu sendiri,,'
kalian bagaikan babi yg kelaparan,,,'
kalau lo emang manusia,ngomong langsung dong sama orang nya.
jangan jadi seekor babi,yg sok tau,,"

Anonymous said...

kayanya gua jadi tambah bodoh bacain blog orang terus he he he,
kata dani itu juga wakakakaka

Anonymous said...

di dunia blogspot biasanya gak ada PENGECUT yg nggak nampilin foto atau datanya

berani komen berani ambil resiko dunk...siap-siap yaa

Anonymous said...

Funny...but it's very stupid, kerjaan org pembenci n pndendam tp ga kesampaian, jdñ ya cm bs ngumpat2 gt deh. btw, kalau ada yg pantas msk neraka itu adalah maya si ibu penelantar 3 org anak demi puja puji dunia yg ga jls manfaatñ kcuali hanya mendapat kesombongan belaka. tp kalo sadar bhw neraka sekejam itu baikñ mulai skrg sadar akan pembalasan di akherat. perempuan, apalagi seorg ibu penelantar anak, pemabok, tukang teler, sombong, krs kepala tak layak tak masuk neraka, dunia boleh memujañ, dunia bs dtipuñ tp Tuhan tdk...

Anonymous said...

tulisannya bagus, kreatif buat aku guling-guling bacanya...semoga jadi bahan cerminan


utanujan

Irwan Bajang said...

hahahaha....tulisannya lucu..
kasian si dhani kalau digituin..ckckckck

Anonymous said...

lucu tapi terlalu sadis dan banyak kata-kata kotor, jahat kan nggak perlu jorok. saya jg nggak suka dani, tp nggak segitunya kali mengumpat

Unknown said...

Waduh...waduh...mungkin km tidak suka sama Dhani karena dia seleb mungkin kalau km seleb dhani lebih ga suka sama kamu...hati2 kalau ngomong mas jgn suka menghina org...jangan2 kamu nanti malah yg bernasib spt ceritamu itu