Tuesday, November 14, 2006

Punjabi dan Degradasi Moral Pertelevisian Indonesia


Oleh: Pendekar Air Mata Menghunjam


Apa moral yang kita dapat setelah menonton sinetron yang berjamuran di televisi Indonesia?
1. Tuhan membenci kaum gay
2. Para kyai memiliki profesi sampingan sebagai dukun/mantri kesehatan yang secara ajaib mampu menyembuhkan apapun. Apapun! Mulai dari homoseksualitas sampai dengan penyakit lepra.
3. Ibu tiri dan nyonya-nyonya kaya akan awet abadi oleh hairspray dan eyeshadow supertebal
4. Bantuan Tuhan akan datang kepada seorang lemah berparas jelita, tidak pernah kepada seorang lemah berparas pas-pasan.
5. Trend pembicaraan terbaru yang memelototkan mata dan menaikkan volume suara sampai beberapa desibel.

Inikah Indonesia yang selalu ingin kita lihat? Apa yang sebenarnya ingin disampaikan? Kenapa orang mau menontonnya? Jawabannya: karena nggak ada tontonan lain di televisi. Daripada mati garing lebih bai nonton acara tv yang nggak mutu. Tampaknya perlu dibuat peribahasa yang baru "Orang bijak lebih memilih mati garing daripada nonton sinetron".

Mungkin cukup benar apabila kita menuduh keluarga Punjabi sebagai pihak yang bertanggung jawab ata keterbelakangan mutu tayangan-tayangan di televisi kita. Mungkin pada awalnya mereka bercita-cita luhur ingin membuat tayangan yang dapat menyaingi Bollywood, tapi sayangnya gagal. Setidaknya dengan mengesampingkan tarian dan nyanyian, para aktor dan aktris Bollywood itu pada bisa akting. Nggak sekedar jual tampang yang baru muncul di satu atau dua iklan. Bukan iklan yang bagus pula.

Nggak ada hikmah yang bisa diambil selain menjadikan kita sebagai masyarakat yang superfisial dan hanya melihat di permukaan kulit yang indo tanpa peduli apa otaknya emang berisi otak atau sekedar kotoran. Kasian sekali ya masyarakat kita, setiap hari, siang dan malam selalu dicuci otak dengan tayangan yang nggak bermutu. Wajar aja kalo kita nggak pernah maju.

Ram dan Rakhee! Paling nggak kalian harus mikir selera masyarakat, jangan dipaksa buat ngikutin selera kalian yang supernorak itu ! (Kamar mandi bermotif macan tutul? Tolong dong! Nggak bangeeettt...!!)

NB: saya sebenarnya cukup kagum dengan Rakhee. Dia setiap hari mengalami bad hair day tapi tetap pe-de. Buat yang satu ini, salut deh.

4 comments:

Sastrawan Jahat said...

Ki Jambang Masygul:

sebelum kita bunuh para selebriti, mari bunuh para punjabi yang menciptakan mereka. salut, salut!

Anonymous said...

Nanas Homo

Hai The Punjabis. Perkenankan sepotong nanas memberi kalian gelar kehormata D.O.G karena keberhasilan kalian memprdouksi tontonan-tontonan nggak mutu sepanjang zaman.

Bo, otaknya jangan ikutan disasak dong.

Cape dueh!

IkhlasRezeki said...

kamu kenapa sih??
saya ga suka kamu menghina karya sastra..
siapa pun itu,karena saya pencinta sastra..
saya suka novel..
kami sirik kali yah..
ngaku deh...
iya kak..
jahat kau,..
padahal andei kan ga tw apa2..
cuma nulis doang..
jahat!!1

ridwan munawwar said...

Punjabis memang busuk
ayo kita usir saja mereka dari Indonesia!
dasar anjing!